BUMBU DAPUR: KANDUNGAN SENYAWA DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI

DIKI PRAYUGO WIBOWO, - and RIA MARIANI, - (2023) BUMBU DAPUR: KANDUNGAN SENYAWA DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI. Deepublish, Deepublish. ISBN 978-623-02-6363-7

[img] Text
10 Bumbu dapur_full.pdf

Download (18MB)
Official URL: https://deepublishstore.com/shop/buku-bumbu/

Abstract

Penggunaan bumbu dapur yang melimpah merupakan salah satu ciri khas dari masakan Indonesia yang membuat masakan Indonesia kaya akan cita rasa. Dalam satu masakan Indonesia bisa lebih dari 2 bumbu dapur yang digunakan. Contohnya dalam masakan soto ayam, terdiri dari aneka bumbu dapur antara lain bawang merah, bawang putih, sereh, kunyit, salam, dan kemiri. Masing-masing bumbu dalam masakan tersebut saling melengkapi dan berpadu menghasilkan masakan soto ayam yang lezat. Bawang merah dan bawang putih memberikan cita rasa dan aroma. Sereh juga memberikan aroma yang khas. Kunyit selain memberikan warna kuning pada masakan juga memberikan aroma yang khas. Banyak aneka masakan Indonesia yang diakui kelezatannya di dunia internasional, salah satunya adalah rendang. Rendang merupakan masakan tradisonal dari daerah Minangkabau yang dapat dijumpai pada rumah makan padang di seluruh dunia. Pada rendang kaya akan kandungan bumbu rempah yang menjadi ciri khas cita rasa dari masakan tersebut. Bentuk bumbu dapur yang digunakan dalam masakan Indonesia cukup beragam, yaitu daun (contohnya daun salam), biji (contohnya biji pala), kulit batang (contohnya kulit kayu manis) dan rimpang (contohnya kencur). Kelompoknya pun beragam mulai dari bawangbawangan hingga empon-empon atau rempah-rempah. Bumbu dapur yang digunakan dalam masakan Indonesia juga merupakan tumbuhan obat yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan tradisional. Sehingga diyakini bahwa penggunaan bumbu dapur dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Contohnya kencur yang terdapat pada masakan lotek khas Jawa Barat. Pada pengobatan tradisional, salah satu manfaat kencur untuk mengobati sakit batuk. Bumbu dapur yang digunakan dalam masakan Indonesia tersebut juga telah banyak dilakukan penelitian baik dari segi kandungan senyawa maupun aktivitas farmakologinya. Penelitian tersebut tidak hanya dilakukan oleh peneliti di Indonesia namun juga dilakukan oleh peneliti manca negara, di mana tumbuhan bumbu dapur tersebut terdapat pula di negara mereka. Penelitian-penelitian tersebut telah dipublikasikan baik di jurnal internasional maupun jurnal nasional yang bereputasi. Penelitian aktivitas farmakologi dari bumbu dapur tersebut antara lain didasari dari penggunaan empiris di masyarakat. Seperti minyak biji kemiri yang secara tradisional digunakan untuk melebatkan rambut, hasilnya selaras dengan hasil penelitian terhadap hewan uji. Contoh berikutnya adalah penelitian aktivitas antimikroba pada lengkuas antara lain karena didasari dari penggunaan tradisional di masyarakat untuk mengobati panu, di mana panu merupakan penyakit kulit yang disebabkan adanya infeksi oleh jamur. Aktivitas farmakologi yang terdapat bumbu dapur disebabkan karena adanya kandungan senyawa atau metabolit, di mana metabolit merupakan hasil metabolisme yang dihasilkan oleh makhluk hidup atau tumbuhan. Contohnya senyawa monoterpen dan seskuiterpen yang merupakan bagian dari minyak atsiri yang terkandung pada bumbu dapur, seperti daun salam, kencur, jahe, dan kunyit, Kandungan minyak atsiri tersebut berperan terhadap aktivitas antimikroba dari bumbubumbu dapur tersebut. Informasi mengenai kandungan senyawa dan aktivitas farmakologi dari bumbu dapur yang sering digunakan dalam masakan Indonesia terdapat pada bab selanjutnya

Item Type: Book
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat > Publikasi Penelitian
Depositing User: Diki Prayugo Wibowo
Date Deposited: 17 Aug 2024 19:16
Last Modified: 17 Aug 2024 19:16
URI: http://repository.stfi.ac.id/id/eprint/885

Actions (login required)

View Item View Item