ISOLASI DAN KARAKTERISASI SELULOSA DARI LIMBAH PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI EKSIPIEN PENINGKAT VISKOSITAS PADA SEDIAAN FARMASI

JUNIARTI, - (2025) ISOLASI DAN KARAKTERISASI SELULOSA DARI LIMBAH PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI EKSIPIEN PENINGKAT VISKOSITAS PADA SEDIAAN FARMASI. Skripsi thesis, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia.

	Text S_PSSF_A211100_Title.pdf Download (1MB)
	Text S_PSSF_A211100_Chapter1.pdf Restricted to Repository staff only Download (141kB)
	Text S_PSSF_A211100_Chapter2.pdf Restricted to Repository staff only Download (370kB)
	Text S_PSSF_A211100_Chapter3.pdf Restricted to Repository staff only Download (153kB)
	Text S_PSSF_A211100_Chapter4.pdf Restricted to Repository staff only Download (690kB)
	Text S_PSSF_A211100_Chapter5.pdf Restricted to Repository staff only Download (131kB)
	Text S_PSSF_A211100_Appendix.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Limbah serbuk penggergajian kayu merupakan biomassa yang melimpah dan berpotensi menimbulkan masalah lingkungan jika tidak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi selulosa dari limbah tersebut serta mengevaluasi potensinya sebagai eksipien peningkat viskositas pada sediaan farmasi. Proses isolasi dilakukan melalui tiga tahap, yaitu delignifikasi dengan NaOH 20% menghasilkan rendemen 64%, hidrolisis menggunakan HCl 2N dengan rendemen 45,61%, dan bleaching dengan H₂O₂ 30% menghasilkan rendemen 48,49%. Selulosa hasil isolasi memiliki karakteristik fisikokimia sesuai standar pharmaceutical grade pada beberapa pengujian, yaitu warna kuning pucat, tidak berbau, sedikit larut dalam NaOH 5%, pH 5,48, kadar abu 0,016%, dan cemaran logam berat ≤10 ppm. Analisis FT-IR mengonfirmasi gugus fungsi khas selulosa, sementara pengamatan mikroskopis memperlihatkan morfologi serat yang mirip selulosa pembanding. Uji viskositas menunjukkan peningkatan seiring kenaikan konsentrasi (2–13 mPa·s), tetapi tetap lebih rendah dibanding Na-CMC (4–96 mPa·s). Dengan demikian, selulosa hasil isolasi layak dikembangkan sebagai eksipien farmasi lokal yang lebih murah dan ramah lingkungan. ------ Sawdust waste from wood processing is an abundant biomass that may cause environmental problems if not utilized. This study aimed to isolate and characterize cellulose from such waste and evaluate its potential as a viscosity-enhancing excipient in pharmaceutical formulations. The isolation process was carried out in three stages: delignification with 20% NaOH yielding 64% recovery, hydrolysis with 2N HCl yielding 45,61% recovery, and bleaching with 30% H₂O₂ yielding 48,49% recovery. The isolated cellulose exhibited physicochemical characteristics that met several pharmaceutical grade standards, including pale yellow color, odorless, slightly soluble in 5% NaOH, pH 5,48, ash content 0,016%, and heavy metal contamination ≤10 ppm. FT-IR analysis confirmed the presence of characteristic cellulose functional groups, while microscopic observations revealed fiber morphology similar to reference cellulose. Viscosity testing showed an increase with rising concentrations (2–13 mPa·s), although the values remained lower compared to Na-CMC (4–96 mPa·s). herefore, the isolated cellulose is considered feasible to be developed as a local pharmaceutical excipient that is more affordable and environmentally friendly.

Item Type:	Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords:	Selulosa, Serbuk penggergajian kayu, Eksipien, Viskositas, Farmasi. ------ Cellulose, Sawmill dust, Excipient, Viscosity, Pharmaceutical
Subjects:	Q Science > Q Science (General) R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions:	Program Studi S1 Farmasi
Depositing User:	pustakawan - -
Date Deposited:	19 Nov 2025 07:34
Last Modified:	19 Nov 2025 07:34
URI:	http://repository.stfi.ac.id/id/eprint/3504

Actions (login required)

View Item