UJI KELARUTAN PIPERIN MENGGUNAKAN SATURATION SHAKE-FLASK METHOD DALAM PELARUT ORGANIK (ASETON, ETIL ASETAT, KLOROFORM, DAN N-HEKSAN)

ANGGA NUGRAHA, - (2022) UJI KELARUTAN PIPERIN MENGGUNAKAN SATURATION SHAKE-FLASK METHOD DALAM PELARUT ORGANIK (ASETON, ETIL ASETAT, KLOROFORM, DAN N-HEKSAN). Skripsi thesis, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia.

[img] Text
S_PSSF_A182005_Title.pdf

Download (681kB)
[img] Text
S_PSSF_A182005_Chapter1.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (72kB)
[img] Text
S_PSSF_A182005_Chapter2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (260kB)
[img] Text
S_PSSF_A182005_Chapter3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (138kB)
[img] Text
S_PSSF_A182005_Chapter4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (339kB)
[img] Text
S_PSSF_A182005_Chapter5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (62kB)
[img] Text
S_PSSF_A182005_Appendix.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (583kB)
Official URL: https://repository.stfi.ac.id/

Abstract

Kelarutan adalah salah satu parameter fisikokimia yang diperlukan baik oleh peneliti maupun formulator obat. Kelarutan didefinisikan sebagai jumlah maksimum suatu zat yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Profil kelarutan dapat berguna dalam beberapa hal seperti untuk proses isolasi, preformulasi, dan memprediksi bioavailabilitas. Dalam proses isolasi senyawa, dengan mengetahui kelarutan isolat maka akan memudahkan dalam proses pemilihan pelarut untuk proses isolasi. Dalam bidang farmasetika, kelarutan berfungsi dalam tahapan preformulasi sehingga akan tepat dalam pemilihan jenis sediaan farmasi yang akan dibuat. Dalam bidang farmakokinetika, kelarutan dapat memprediksi bioavailabilitas obat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan piperin dalam pelarut aseton, etil asetat, kloroform, dan n-heksan. Untuk mengetahui kelarutan dari piperin, penelitian ini menggunakan saturation shakeflask method yaitu dengan melakukan shaker menggunakan orbital shaker selama 24 jam, selanjutnya diendapkan selama 24 jam kemudian disaring menggunakan kertas saring, untuk mengukur kelarutannya digunakan metode gravimetri dan spektrofotometri ultraviolet. Metode ini sebelumnya dilakukan verifikasi metode analisis menggunakan pelarut metanol sebanyak tiga kali replikasi untuk mengetahui tingkat repitabilitas dari metode tersebut. Hasil %RSD dari metode gravimetri adalah 0,85% dan dari metode spektrofotometri ultraviolet adalah 0,98%. Kelarutan piperin menggunakan metode gravimetri diperoleh dengan hasil tertinggi yaitu dalam kloroform 0,4691 g/mL (mudah larut) diikuti oleh aseton 0,0456 g/mL (larut), etil asetat 0,0394 g/mL (larut) dan n-heksan 8,30 × 10-4 g/mL (sukar larut), dan dengan metode spektrofotometri ultraviolet diperoleh dengan hasil tertinggi yaitu dalam kloroform 0,4515 g/mL (mudah larut) diikuti oleh aseton 0,0439 g/mL (larut), etil asetat 0,0376 g/mL (larut) dan n-heksan 8,29.×.10-4 g/mL (sukar larut). --- Solubility is one of the physicochemical parameters required by both researchers and drug formulators. Solubility is defined as the maximum amount of a substance that will dissolve in a given amount of solvent at a given temperature. Solubility profiles can be useful in several ways, such as for isolation, preformulation, and predicting bioavailability. In the process of isolating compounds, knowing the solubility of the isolate will facilitate the process of selecting a solvent for the isolation process. In the field of pharmaceuticals, solubility functions in the preformulation stage so that it will be appropriate in the selection of the type of pharmaceutical preparation to be made. In the field of pharmacokinetics, solubility can predict bioavailability. This research was conducted to determine the solubility of piperine in acetone, ethyl acetate, chloroform, and n-hexane solvents. To determine the solubility of piperine, this study used the saturation shake-flask method, namely by shaking it using an orbital shaker for 24 hours, then it was deposited for 24 hours and then filtered using filter paper. This method was previously verified using methanol as a solvent three times for replication to determine the level of repeatability of the method. The %RSD result from the gravimetric method is 0,85% and from the ultraviolet spectrophotometric method is 0,98%. The solubility of piperine using the gravimetric method was obtained with the highest yield in chloroform 0,4691 g/mL (freely soluble) followed by 0,0456 g/mL acetone (soluble), 0,0394 g/mL ethyl acetate (soluble) and n-hexane 8,30 × 10-4 g/mL (slightly soluble), and by ultraviolet spectrophotometric method the highest yield was obtained in chloroform 0,4515 g/mL (freely soluble) followed by 0,0439 g/mL acetone (soluble) , ethyl acetate 0,0376 g/mL (soluble) and n-hexane 8,29 × 10-4 g/mL (slightly soluble).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: piperin, kelarutan, saturation shake-flask method, verifikasi metode analisis, pelarut organik --- piperine, solubility, saturation shake-flask method, verification of analytical methods, organic solvents
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Divisions: Program Studi S1 Farmasi
Depositing User: pustakawan - -
Date Deposited: 14 Sep 2024 14:40
Last Modified: 14 Sep 2024 14:40
URI: http://repository.stfi.ac.id/id/eprint/1239

Actions (login required)

View Item View Item